MOTIVASI
BELAJAR ALA IBU FATHUL JANNAH
Sebelum
memasuki pada pembahasan, mungkin sebagian teman-teman ada yang belum mengenal
siapa ibu Fathul Jannah. Beliau adalah salah satu Dosen di STAIN Samarinda.
Khususnya, beliau mengajar kelas kami yaitu di lokal J dengan jurusan Tabiyah
dan Pendidikan Agama Islam 3 (PAI 3) pada semester 3. Ibu Fathul mengajarkan pada
PAI 3 dengan mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam sekaligus Sejarah Peradaban
Islam. Belum lagi beliau juga mengajarkan beberapa mata kuliah di lokal-lokal
lain terutama di semester 3. Ibu Fathul mengajarkan mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam di lokal PAI 1 dan 2. Kemudian, mengajarkan mata kuliah DDK
(Dasar-dasar Kependidikan) kepada mahasiswa program studi KI (Kependidikan
Islam), dan lainnya. Waahh… luar biasa yach !
Pada
hari pertama masuk kuliah, teman-teman merasa tegang dan kaku menghadapi dosen.
Ya seperti menghadapi dosen-dosen yang lain. Termasuk melihat beliau. Mahasiswa
Pai 3 dan Ibu Fathul sepakat dengan kontrak kuliah yaitu harus turun pagi dan
tepat waktu pada jam 07.30. Wah, memang ada sebagian mahasiswa yang keberatan
akan hal ini. Apalagi dengan si mahasiswi yang harus mengurus rumah terlebih
dahulu dan membantu orang tua sebelum berangkat kuliah ! hehe. Namun, bagaimana
dengan mahasiswa yang malas bangun pagi yaa?? Hayo, ngaku?!!.. J
Memang
benar apa yang dikatakan beliau. Seseorang tidak dapat berubah, tanpa adanya tekanan. Maksudnya sesuatu yang harus
mau tidak mau kita lakukan sehingga yang lama kelamaan menjadi kebiasaan baik. Juga
menurut para ahli mengenai teori belajar bahwa Belajar adalah keterpaksaan. Namun, hal itu akan
menjadi suatu kebiasaan yang melakukannya tidak secara terpaksa lagi. Contohnya
seperti tadi yaitu dengan tertekannya kita harus bangun dan turun pagi sehingga
lama kelamaan kita terbiasa bangun pagi. Kebiasaan baik tersebut yakni DISIPLIN. Wah, tanpa sadar ya kita
melakukan kedisiplinan!
Kemudian
prinsip yang dikatakan Ibu Fathul dalam perkuliahan yaitu
1.
Datang
2.
Duduk
3.
Dengar
4.
Bicara
5.
Senyum
6.
Lulus
Uraian:
Datang-Duduk
Yang dimaksudkan
di sini ialah kita senantiasa hadir dalam perkuliahan dan tepat waktu.
Kehadiran siswa mempengaruhi juga sangat mempengaruhi nilai mahasiswa selain
aktif dan memahami materi yang telah dipelajari. Kita hadir kuliah senantiasa
dengan niat karena Allah ta’ala, ikhlas dan menuntut ilmu.
Dengar-Bicara
Dalam
perkuliahan, kita tidak hanya sekedar
hadir kuliah lalu pulang. Namun, kita hadir kuliah untuk mendapatkan ilmu.
“Jangan
Jago Kandang”, itulah yang dikatakan oleh Ibu Fathul. Mahasiswa
bertanya-tanya akan maksud dari kata tersebut. Ternyata maksudnya ialah kita
harus mempunyai beberapa catatan setelah mendapat ilmu dari dosen. Kenapa?
Karena sifat manusia tidak terlepas dari lupa,
makanya wajib bagi mempunyai catatan sebelum pulang ke rumah agar perkuliahan
kita tidak menjadi sia-sia.
Kita sebagai
mahasiswa pasti dituntut untuk lebih aktif dari dosen. Hal ini menjadikan
mahasiswa tidak hanya cerdas tetapi juga kritis.
Setiap manusia keturunan Adam dan keturunan pintar. Jadi, setiap mahasiswa adalah orang
pintar! Itulah sebuah kata
yang diucapkan oleh Ibu Fathul. Hal ini membuat para mahasiswa PAI 3 tergerak
dan semangat untuk bersaing menjadi yang terbaik. Belum lagi hadiah yang akan diberikan beliau yaitu siapa yang
nilainya terbaik maka akan mendapatkan buku. Bukunya pun istimewa yakni
karangan beliau sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa PAI 3 menjadi semangat
bicara pada saat diskusi maupun pada saat menjadi moderator. Kata istimewa lagi
yang dikatakan Ibu Fathul ialah “Jangan
tunggu dikejar bola tapi kita yang kejar bola”. Yang maksudnya jangan menunggu
dikasih nilai tapi kita yang mengejar
nilai. Hal ini terjadi pada saat memulai diskusi. Beliau meminta salah satu
mahasiswa untuk menjadi moderator selain pemakalah. Namun, tidak satupun
mahasiswa yang mau maju untuk menjadi moderator. Kemudian, beliau mengakatan
kata istimewa tersebut. Akhirnya, dengan semangat satu mahasiswa langsung
berlari menuju ke depan sambil membawa kursi yang masih melekat di pantatnya.
Mahasiswa ini bernama Nurul Ikhwanudin.
Manusia selalu
punya ego yang selalu merasa benar sehingga kita butuh seseorang untuk
mengoreksi diri untuk menjadi baik. Oleh karena itu, Ibu Fathul tidak hanya
memberi kata-kata semangat, namun juga memberi kritik pada mahasiswa agar
menjadi lebih baik lagi sehingga kesalahan yang dilakukan tanpa kita sadari itu
tidak menjadi kebiasaan terus menerus.
Senyum-Lulus
Setelah kita
sudah disiplin dan terbiasa menjadi mahasiswa yang aktif yaitu tidak hanya
cerdas tapi kritis, maka kita tersenyum pada diri kita sendiri karena berhasil
menjadi mahasiswa yang idam-idamkan oleh dosen. Kemudian kita lulus dengan
mendapat nilai yang sempurna !!
Itulah beberapa
motivasi yang kami dapatkan dari Ibu Fathul. Semoga yang membaca artikel
ini pun menjadi semangat juga melakukan
perubahan menuju yang terbaik. Sesuatu akan berubah, jika kita sendiri yang
mengubahnya.
Mari teriak:
“SEMANGAT SEMANGAT SEMANGAT !! ALLAHU AKBAR !!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar